Minggu, 06 September 2015

Antara Kangen, Bank Mandiri dan BNI.

Diposting oleh Unknown di 03.37 4 komentar

Senin, 7 September 2015.

Pagi ini iseng telfon pak Kukuh. Beliau adalah tim leaderku dulu di Bank Mandiri. Seorang paruh baya dengan badan yang sangat sehat dan masih cukup ganteng untuk ukuran bapak-bapak. Pak Kukuh baik sekali. Tiap kali beliau membawa makanan, orang pertama kali yang ditawarin adalah aku. Apapun ulah isengku minta makanan, seketika itu langsung beliau kabulkan. Mulai dari indomie goreng, kue nastar, rujak manis, sampai blackforest dari breadtalk benar-benar aku dapatkan dari beliau. Seneng? Jelas. Pak Kukuh sudah kuanggap sebagai bapak sendiri. Puncaknya tadi pagi aku amat kangen dengan beliau.

Pak kukuh masih sama seperti yang aku kenal. Suka bercerita panjang lebar hingga harus di-cut berbicara dengan beliau. Kalau ga gitu, bisa-bisa telfonku pagi ini bisa mengganggu trainingku. Bicara soal pak Kukuh, jadi inget dengan kerjaanku dulu sebagai seorang Desk Collection di Bank Mandiri. Sama sekali ga pernah kebayang bisa kerja jadi deskol.

Dulu saat kuliah, aku pernah bilang bahwa ingin sekali bekerja di Bank Mandiri. Hingga aku berdoa kepada Allah bahwa aku ingin bekerja di sana tanpa menyebutkan bagian apa yang aku inginkan. Dan wallaaa.. Allah mengabulkan apa yang aku inginkan. Kerja di Bank Mandiri. Namun dengan bagian yang tak terpikirkan olehku, yaitu sebagai seorang deskol.

Hari kamis tanggal 12 Maret 2015, pertama kali aku masuk kerja. Waktu itu ada seorang yang sudah ku kenal dari awal masa interview. Namanya Sari. Sari juga teman seperjuanganku mengikuti rekrutmen di BNI. Namun dia berhenti dalam psikotes. Pertama kali masuk kerja, sama sekali aku ga paham dengan apa yang aku kerjakan. Aku gabung dengan tim Loan Collection. 2 minggu pertama aku hanya tandom dengan mbak Maria. Dia adalah guru terbaikku di Bank Mandiri. Dia yang mengajariku cara bertelepon yang baik, mempelajari sistem finnone dan BDS. Memahami apa itu penagihan dan apapun yang berbau kerjaan, dia adalah yang terbaik dan tersabar.

2 minggu tandom, akhirnya aku mendapat meja kerja beserta perlengkapannya. Mulai dari PC, headset, dan User Id sistem sendiri. Seneng banget akhirnya bisa bener-bener kerja. Bisa naruh barang sesuka hati. Seperti tas, sandal jepit, charger hp, dan yang paling penting adalah bisa kerja sendiri. Bertelepon ria dengan para debitur.

Deskol itu kerjanya ngapain sih? Awalnya aku awam sekali. Setelah tandom selama 2 minggu baru aku "ngeh" dengan kerjaanku. Telepon debitur untuk menagih hutangnya. Kalau lagi santai bisa sambil nyanyi. Kalau lagi laper bisa sambil ngemil. Dan kalau lagi bosen bisa sambil becanda bareng temen kanan-kiri. Seru banget! Apalagi waktu akhir bulan saat dikejar target. Udahlah paling males kalo inget akhir bulan.

Suka duka jadi seorang deskol itu banyaaakkk banget. Mulai dari kenal debitur yang amat sangat santai namun gemesin karena sudah sering promise to pay tapi broken terus. Kaya masih aja dengan santainya bilang "iya-iya mbak cantik, pasti dibayar kok". Sampai kena semprot dari seorang debitur yang emosinya dapet banget. Belom sempet nembak nagih, eh uda dimarahin ajah. Nangis deh di kamar mandi. Haha. Inget-inget jadi ketawa sendiri. Sebegitu melankolisnya aku. Yah itu pelajaran, kalau saat kerja jangan pernah kebawa perasaan. Kita harus kebal dengan apapun yang debitur katakan kepada kita. Tapi lucu ya, mereka yang punya hutang. Mereka juga yang marah-marah.

Bicara soal atasan. Ada pak Erwin, Head Manager lulusan ITS dengan fisik yang tinggi nan gagah serta otak yang cerdik membuat aku terkesima padanya. Ditambah wajahnya yang ganteng dengan jambul yang menyembul. Seksi banget. Pak Aries, Manager Product yang sering kebingungan sendiri. Mondar-mandir ga jelas. Manggil orang tapi lupa mau ngomong apa. Bisa gitu yaa jadi manager dengan kelakuan yang dikain temen-temen jadi "argo - alias aries gondes". Pak Aldo, eh beliau gamau dibilang pak. Tapi bang Aldo. Supervisor muda kelahiran 1988 yang ganteng khas orang manado. Setiap hari godain aku dengan bilang "senyumnya mana senyumnya? Heeee ga tahan aku liatnya" jadi ge.er tiap digituin bang Aldo (haha). Pak kukuh, tim leader yang buaik sama aku. Sering cerita tentang anaknya yang bernama Recko yang (ceritanya) mau dijodohin sama aku. Mau banget punya mertua kaya pak Kukuh, lucu sih.

Temen-temen deskol-pun ga kalah seru. Ada si Sari yang awalnya temen baik, sekarang sudah jadi jauh alias gamau kenal lagi. Mbak Nyimas dengan segala kerempongan khas nenek-nenek hingga dipanggil "mbah". Mbak maria guru terbaikku. Mas Ical partner curhat dan penasehat gaulku. Mas moko temen bullyku. Mbak nopi yang udah kuanggap sebagai mbakku sendiri. Mbak iha dan mbak nesa yang sering bully aku tapi ternyata sayang juga sama aku. Mas dana, mas rio dan mas andik yang selalu jadi temen sholat jamaah. Dan yang spesial adalah mas Aye, yang sekarang jadi pacarku. I love you all.

Tepat di hari kamis tanggal 20 Agustus, hari terakhirku sebagai deskol. Ga nyangka bisa dikasi farewell party sama mereka. Seneng campur sedih pas mau pisahan. Seneng karena akhirnya bisa lulus dari deskol dan (akan) jadi teller di BNI. Sedih karena harus melepas orang-orang yang sudah kuanggap sebagai keluarga keduaku. Bener banget kalo kata mereka aku bakalan kangen. You guys, absolutly make me miss them so much. Kangen kangen kangen.

5 bulan kerja disana bener-bener banyak kenangan. Tapi kamu tau ada sebuah pepatah yang menjelaskan bahwa:

"If you don't like where you are. Move on. You are not a tree"

Pepatah itu adalah peganganku, kenapa aku mau resign dan memutuskan untuk menerima kerja sebagai teller di BNI. Pekerjaan sebagai deskol sama sekali tidak bisa dibanggakan kepada orang-orang. Kita kerja bukan hanya tentang uang yang didapat. Tapi juga soal pride. Kita bisa bangga saat berkata tempat kerja dan bagian mana kita ditugaskan. Orang akan lebih melek saat kita bilang teller daripada deskol. Ga cuma itu, jenjang karir di BNI jelas sangat menjanjikan daripada Mandiri yang disana aku masih berstatuskan pegawai outsourch.

And now, I miss all about Mandiri.
But, I just love all about BNI.


Minggu, 19 Juli 2015

Nostalgia

Diposting oleh Unknown di 05.28 0 komentar

Minggu, 19 Juli 2015.

Lagi-lagi merasa random. Kemarin mellow gara-gara keinget usia yang ga lagi dapet angpao lebaran.

Malam ini iseng nyobain aplikasi guvera di hp. Karena aku aliran Sherina garis keras maka yang ku search pertama kali ialah nama my idola tentunya. Eh, munculah album sherina dari jaman bahula sampe yang paling kekinian.  Play music!

Ga berhenti sampe situ. Inget bahwa aku fans sherina maka berlarilah ke kamar lama (baca: kamar ibu). Ngubrek-ngubrek laci meja belajar jaman sekolah. Dan wallaaa ... Nemu album sherina jaman kanak-kanak.

Bahagia ? Banget !!!
Rasanya seperti memutar kembali memori masa kecil yang amat sangat tidak boleh dilupakan begitu saja.

Jadi bener kata akun @generasi90 bahwa,

"Bahagia itu sederhana. Nostalgia salah satunya".

 

A Piece of Life Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review